KENDAL – Lapas Terbuka Kendal laksanakan program pembinaan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui kegiatan workshop budidaya kelapa kopyor. Bekerja sama dengan Koperasi Produsen Agro Gemilang Nusantara (Kopageminusa), kegiatan digelar bertempat di Gedung Serbaguna Lapas Terbuka Kendal, Senin (28/11/2022).
Kegiatan workshop dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, DR. A. Yuspahruddin yang hadir bersama Pimpinan Tinggi Pratama diantaranya Kepala Divisi Pemasyarakatan, Supriyanto, Kepala Divisi Administrasi, Jusman dan Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM, Bambang Setyabudi serta Kepala Unit Pelaksana Teknis Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah se-eks Karesidenan Semarang.
Mengangkat tema Pembangunan Kebun Plasma Nutfah Kelapa Kopyor Sebagai Destinasi Wisata Baru Berbasis Produk Eksotik, kegiatan lokakarya dilaksanakan dengan metode hybrid diikuti 123 peserta yang hadir langsung di Gedung Serbaguna Lapas dan 70 peserta bergabung dalam jaringan zoom serta live streaming YouTube.
Hadir sebagai nara sumber, Pakar Kultur Jaringan dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Profesor Sisunandar, Ph.D memaparkan materi tentang budidaya dan analisis bisnis kelapa kopyor kultur jaringan. Mendapat julukan sebagai Profesor Kelapa Kopyor Indonesia, Profesor Sisunandar menjelaskan tanaman kelapa kopyor dapat panen dua puluh hari sekali.
“Pohon kelapa dari akar, batang, daun sampai buahnya memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan, semua bagian dari pohon kelapa bisa dimanfaatkan, ” ucap Prof Nandar mengawali paparan.
Lebih lanjut Profesor Sisunandar menerangkan perbedaan kelapa kopyor dan kelapa biasa, dari kandungannya kelapa kopyor memiliki beberapa kelebihan diantaranya kandungan asam laurid kelapa kopyor sebesar 34%, sedangkan kelapa biasa hanya memiliki 2, 85%. Patut diketahui, asam laurid memiliki efek anti bakteri dan dapat digunakan mengatasi sejumlah infeksi yang disebabkan oleh virus.
Sebagai nara sumber kedua, Ketua Kopageminusa, Solichoel Soekaemi, S.Kom, M.Par menyampaikan paparan terkait konsep menjadikan kebun kelapa kopyor sebagai destinasi wisata, sementara Kalapas Terbuka Kendal, Rusdedy sebagai nara sumber ketiga menjelaskan tentang potensi kerja sama dan pengembangan industri kelapa di dalam Lapas.
Berbekal pengalaman terdahulu, pengembangan industri kelapa bukan hal yang baru bagi Rusdedy.
“Semasa menjabat sebagai Kalapas Pohuwato, kami berhasil memproduksi berbagai produk olahan tanaman kelapa berkualitas internasional bahkan produk hasil karya warga binaan telah kami ekspor ke Wuhan, Cina, ” tutur Rusdedy.
Menurut Rusdedy, kegiatan workshop selain dilaksanakan sebagai bentuk pembinaan kemandirian kepada Warga Binaan Pemasyarakatan, juga sebagai sarana edukasi dan mengenalkan tentang budidaya kelapa kopyor kepada masyarakat.
Masyarakat yang hadir sebagai peserta terlihat begitu antusias mengikuti jalannya workshop, hal ini terlihat dari banyaknya peserta yang menyampaikan pertanyaan kepada nara sumber.
Salah satu peserta, Muhammad Fadel, merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yang berasal dari Kalimantan Utara menyampaikan pertanyaan terkait teknik pemupukan yang efektif dalam budidaya kelapa kopyor.
Penyampaian testimoni, pembagian souvenir dan sertifikat menutup rangkaian kegiatan workshop budidaya kelapa kopyor di Lapas Terbuka Kendal.
Baca juga:
Pertanian Organik, Pertanian Masa Depan
|
(N.Son/***)